Jumat, 04 Maret 2011

arema terancam berakhir dini


MALANG - Mengusung misi menjulang di Indonesia Super League (ISL) 2010-2011, Arema FC harus menghadapi kenyataan pahit. Misi tersebut terancam berakhir lebih dini karena problem finansial yang dihadapi klub berjuluk Singo Edan.

Hengkangnya kapten sekaligus centre back Pierre Njanka, bisa saja terulang dan bahkan lebih parah. Sialnya, pertandingan krusial menghadapi Persipura Jayapura di Stadion Mandala, Senin (7/3/2011), terancam berantakan. Ini karena tim terpecah belah sepulang dari Osaka, Jepang.

Kala menginjakkan kaki di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (3/3/2011) malam, tim enggan meneruskan perjalanan ke Makassar. Terhitung hanya sekitar lima pemain yang melanjutkan ke ibukota Sulawesi Selatan itu. Selebihnya menolak karena alasan klasik, gaji dua bulan belum dibayar.

Manajemen sebelumnya menjanjikan gaji dua bulan dibayar sebelum berangkat ke Jepang untuk melakoni laga Liga Champion Asia (LCA) kontra Cerezo Osaka. Kemudian manajemen ingkar dan meralat janji bahwa gaji pemain bakal dibayar kala berada di Jepang.

Untuk kedua kalinya manajemen tak memegang janji. Hingga pulang kembali ke Indonesia, pemain juga belum mendapatkan kepastian kapan gaji bakal terbayar. Inilah yang membuat pemain ‘patah’ dan tidak peduli lagi dengan pertandingan menghadapi Persipura.

“Intinya kita tetap berusaha mencari dana untuk gaji pemain,” demikian komentar singkat Media Officer Arema Sudarmaji. Para pemain tak peduli. Hingga Jumat (4/3) sore, belum ada kepastian soal gaji dan sebagian besar pemain belum berniat berangkat ke Makassar.

Padahal Manager-Coach Arema Miroslav Janu sudah berada di Makassar dan masih menunggu kedatangan pasukannya. Sayang mantan pelatih Slavia Praha Junior ini belum bisa dikonfirmasi. Yang pasti, posisi pemain terpecah, ada yang masih di Jakarta dan ada yang kembali ke Malang.

Sebuah kuntungan bagi Persipura, tapi bencana bagi Arema. Bisa dikatakan Singo Edan menyerah sebelum pertandingan yang sejatinya dijadikan ambisi mengejar rival beratnya itu di papan klasemen. Jika sampai kalah di tangan Persipura, tampaknya Aremania harus membuang jauh-jauh harapan mempertahankan gelar ISL.

“Kami belum menerima hak yang semestinya kami terima. Jadi kami ingin manajemen memegang janji dengan membayar gaji pemain. Jika belum juga ada kejelasan, kami sepakat tidak berniat berangkat ke Papua,” ujar seorang pemain Arema yang enggan disebut identitasnya.

Informasi yang diperoleh, Aremania bakal turun tangan dengan mendatangi kantor Arema di Jalan Sultan Agung, Malang, untuk menuntut manajemen membayar gaji pemain. Namun hingga berita dilansir, belum ada aksi apa pun dan hanya sejumlah polisi yang berjaga di kantor itu.

Aremania sendiri merasakan posisi yang dilematis. Kendati merasakan kecewa dengan sikap pengurus yang ingkar janji, mereka juga tidak bisa menuntut lebih jauh. Sebab pada kenyataannya memang Arema tidak mempunyai uang untuk membayar gaji pemain.

“Kita memaklumi dengan sikap pemain, karena selama ini mereka sudah sangat sabar dengan kondisi yang ada. Pemain juga tetap bermain bagus, seperti di Osaka lalu. Ini memang berat bagi tim. Kalau kita mendesak manajemen, apanya yang didesak sedangkan uangnya memang tidak ada,” papar Aremania Kampus Universitas Merdeka Malang Panca Putera.

Hanya saja, ia ingin manajemen lebih komunikatif terkait problem finansial yang dihadapi selama ini. Manajemen seharusnya bisa lebih transparan kepada pemain, sehingga pemain sendiri tidak merasa hanya menelan janji tanpa ada realisasi.

Panca juga menyesalkan ini terjadi jelang pertandingan penting menghadapi Persipura. Dengan kondisi seperti ini, ia menyebut Arema hampir mustahil bisa mempertahankan gelar. “Kalau melihat kondisi seperti ini, kita butuh keajaiban. Saya sendiri hanya berharap pemain tetap tampil bagus, apapun hasilnya,” tandas Panca. (acf
sumber: http://bola.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates